Selamat Datang di BLOG RINZI,PERJALANAN MENGGAPAI RIDHO ILLAHI

Jumat, 14 November 2008

[Ri2n Cerita] Tentang Dunia

“Ayo Riz…sekali-sekali ikut Friday Talking-Nya FKMI, cuma diskusi biasa koq, sekaliii ini aja.” Sambil narik-narik tangan Rizka.

“Ga ach rin malu… Rizka kan dandanannya kayak gini.”

Kulihat tampilannya dari atas sampai bawah, baju ngepres, celana jeans, kerudung pendek. “hehehe… gak apa apa koq, cuek aja… mau ya?”

“Rin gw malu… riz kan beda dunia ama mereka. Ntar disuruh ngaji rutin lagi… Rizka males ach…” katanya menggerutu seperti anak kecil.

Aku tersenyum mendengar ucapannya *sabar* ucapku dalam hati. “Ga apa apa, untuk kali ini aja, besok-besok terserah Rizka mau ikut lagi atau ga, niatkan hari ini karena Allah, bukan karena rin maksa… semoga Amal perbuatan mu hari ini dibalas berkali-kali lipat.”

Dan jalanlah kami berdua ke belakang rektorat untuk mengikuti Friday Talking, walaupun Riz agak terlihat terpaksa.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perkataan yang biasa rin dengar dari temen-temen “dunia biasa” yaitu “males ach ngaji…” indah cara pengucapannya, mengena di hati, dengan percaya dirinya yang luar biasa.

Entah karena apa dan mengapa, kajian FT itu terlihat menyeramkan, dimana yang ngajinya itu para akhwat-akwat yang mengenakan jilbab dan kerudung lebar, duduk melingkar di taman belakang rektorat, beralaskan tikar, terkesan eksklusif *padahal tidak*.

Miris juga seh waktu ada yang bilang, “Lihat deh ngapain seh tu pada ngumpul-ngumpul, jadi takut, jangan-jangan aliran sesat,” or “Wah teroris ngumpul.”

Masa seh rin pada ngomong gitu? Eh… bener loh… orang-orang “dunia biasa” ngomongnya langsung depan muka, *kadang-kadang dibelakang rin, disamping juga pernah, di sekitaran dah* Indah benar ucapanmu… kataku dalam hati.

Temen-temen “dunia biasa” juga sering bilang, “Kita ini beda dunia rin…”

“Wah memangnya kamu berada di dunia yang mana, dan aku berada di dunia yang mana?”

“Yah… terlalu fanatik gitu… yang biasa aja dunk rin.”

Yah… mereka hidup dalam “dunia biasa” (baca: sekulerisme) dan aku hidup dalam “dunia fanatik islam”.

Mereka sadar kalau “kefanatikan” ku dan kawan-kawan “dunia fanatik” ini adalah benar (ngaji rutin, pake jilbab, pake krudung yang menutupi dada *malah kelebihan*, tidak ikut-ikutan campur baur dengan ikhwan non mahram, punya prinsip islam). Tapi mereka tolak karena ketidaksiapan mereka *atau ketidak tahuan mereka akan pentingnya berusaha menggapai islam yang sempurna*.

“Aku ga mau terlalu banyak mikir, udah yang gini-gini aja.”

“Ngapain kalian kuliah kalau dari awal memang ga mau mikir? Dan untuk apa kalian diberi akal kalau bukan dipakai untuk berfikir. Apa ini lebih susah dari soal Kalkulus, integral, differensial, atau aljabar?”

Ini karena ketidaktahuan.

Ini karena Pengaruh lingkungan.

Ini karena sistem yang salah.

Sehingga Islam diasingkan dari umatnya.

CukupLah menjadi alasan mengapa dunia ini menertawakanmu….


“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

(QS Ali Imran [3]: 103)


Mood : Gi BT....beuh... UTS bentar lagi, mo pasrah aja dah... belajar yang bisa aja... MaTKriT (matematika diskrit) tantangan yang berat.... pusing gw....

[ Read More.. ]