Selamat Datang di BLOG RINZI,PERJALANAN MENGGAPAI RIDHO ILLAHI

Selasa, 31 Juli 2007

Kehidupan Putri di Indonesia : Islam


Islam

Orang Indonesia percaya beberapa agama. Selain agama Islam, ada Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan lain-lain. Sampai sekarang agama menjadi sebagian kehidupan sehari-hari. Indonesia bukan negeri Islam, tetapi kebanyakan orang percaya Islam. Orang Jepang susah mengerti agama, terutama agama Islam. Saya juga belum mengerti agama. Ada orang yang mengatakan bagi orang Jepang agama hampir sama dengan "kerja". Hmm, kalau berpikir begitu, bisa mengerti sedikit.

Sembahyang 5 Kali

Kalau Anda berkunjung ke daerah Islam, pertama Anda diganggu suara sembahyang pagi-pagi. Pada jam 4 pagi, Anda dibangun oleh suara mesjid yang besar sekali. Katanya, suara itu untuk mengajak sembahyang subuh, "ayo bangun dan sembayang!". Saya hanya bisa menangkap "banguuuuuuuun, banguuuuuuun" saja. "Bangun" berarti jangan dari tidur dalam bahasa Indonesia. Saya mendengar suara ini sambil berpikir siapa yang bangun dan sembahyang? Bukan mendengar tetapi suaranya masuk ke telinga saya saja. Tetapi muslim bangun pagi-pagi dengan suara ini dan sembahyang. Saya pernah bertanya kepada pembantu kost ini, mereka bangun pagi-pagi dan sembahyang setiap pagi. Akan tetapi mereka tidur lagi.

Muslim sembahyang 5 kali sehari. Sekitar jam 4 pagi, siang, sekitar jam 3 sore, sekitar jam 6 sore, sekitar jam 7. Semua waktu "kira-kira" atau "sekitar" karena tidak harus pas jam tersebut.

Tempat Ibada

Mengenai tempat sembahyang, boleh di mesjid. Boleh di kamar sendiri. Ada kamar khusus untuk sembahyang bernama "musola". Di kamar itu tidak ada apa-apa, biasanya ada babut saja. Tidak ada hiasan. Di kost saya juga ada musola, yang lucunya, di supermarket dan di mal juga ada. Di Jepang tidak ada ya. Biasanya setiap kantor memiliki musola dan musola itu dipakai untuk sembahyang 5 kali sehari. Saya pernah mendengar cerita, yaitu kalau ada sesuatu yang baik, dia masuk musola dan sembahyang.

Sembahyang Hari Jumat

Setiap hari Jumat siang, laki-laki muslim harus sembahyang di mesjid. Di mesjid yang mana juga boleh. Kalau dia ada di universitas, dia pergi ke mesjid universitas. Kalau dia ada di rumah, dia pergi ke mesjid dekat dari rumah. Sembahyang hari Jumat panjang sekali. Kira-kira jam setengah 12, kita bisa mendengar suara mengajak sembahyang. Setelah sembahyang, lewat jam 1 siang, baru laki-laki keluar dari mesjid. Saya pernah menunggu teman laki-laki di mesjid universitas. Wah, banyak laki-laki berkumpul. Mereka memakai peci dan membawa badut yang kecil. Selain muslim mahasiswa, sopir, karyawan, dan guru pun. Saya khawatir semuanya bisa masuk di dalam mesjid.

Di sekitar mesjid universitas tersebut, ada banyaaaaak cewek yang menunggu laki-laki yang lagi sembahyang. Yang menunggu hanya perempuan saja. Kelihatannya aneh juga. Muslim perempuan tidak perlu pergi ke mesjid hari Jumat. Cuma laki-laki saja. Oh ya, saya kadang-kadang merasa "pikiran bahwa lelaki berkuasa atas perempuan" di dalam agama Islam.

HOKKAMURI

Kalau Anda pernah berjalan-jalan di negeri Islam, Anda pernah menyadari perempuan memakai kain dari atas kepala. Di Indonesia juga perempuan biasa memakai kain. Di Indonesia kain itu disebut "Jilbab".

Tetapi saya sendiri memanggil kain itu "HOKKAMURI", dan perempuan yang memakai "Hokkamuri" saya memanggil "Hokkamuri Zoku (Kelompok Hokkamuri)". Prempuan Islam tidak boleh memperlihatkan kulitnya. Selain Hokkamuri, mereka memakai baju lengang panjang, rok panjang sampai pergelangan kaki. Terus mereka memakai kaos kaki juga! Panas banget! Padahal saya kepanasan hanya memakai baju lengan pendek.

Lucunya, Hokkamuri Zoku ini membonceng motor. Biasa mereka memakai ransel. Biasa mereka chatting di warnet. Saya pernah melihat perempuan yang memakai jilbab berjalan dengan pacarnya sambil memegang tangan. (Sebenarnya, itu tidak boleh ya?) Jilbab bukan tanda orang yang memiliki pendapat kuno.

Bukan semua perempuan memakai jilbab. Sebagian perempuan memakai jilbab, sebagian tidak memakai jilbab. Di rumah tidak memakai jilbab, tetapi kalau dia mau keluar dari rumah dia memakai jilbab.

Haram

Muslim tidak boleh makan babi. Maka saya tidak pernah melihat daging babi di supermarket yang biasa. Kalau Anda ingin melihat daging babi, sebaiknya Anda pergi ke supermarket Jepang. Di sini masakan babi menjadi hidangan khusus bagi kami.

Muslim tidak boleh minum alkohol. Tetapi di supermarket bisa juga bir dijual. Memang jumlahnya sedekit. Ada muslim yang mengatakan "boleh minum alkohol tetapi tidak boleh sampai mabuk". KTP Islam minum alkoho. Eh, nanti dimarahin Allah luh!

Soal agama susah sekali. Di Indonesia juga ada masalah keagamaan antara agama Islam dan agama Keristen. Gereja dibom, konflik di mesjid, kabar seperti ini sering terjadi. Akan tetapi biasanya orang Indonesia tinggal dengan baik-baik dengan tetangga. Walaupun agama berbeda.

[ Read More.. ]

Kehidupan Putri di Indonesia : minuman


Selama satu setengah tahun, putri (pemilik website ini) sering mengirim email kepada teman-teman Jepang agar teman-teman bisa tahu kehidupan putri di Indonesia. Cerita-cerita ini ditulis dalam bahasa Jepang. Setelah pulang ke Jepang, putri mencoba menerjumahkan cerita-cerita tersebut ke dalam bahasa Indonesia supaya teman-teman Indonesia bisa tahu pikiran putri dan pendapat putri di Indonesia.

Minuman

Seperti Anda sudah tahu, di Indonesia kebanyakan penganut Islam. Agama Islam melarang orang minum alcohol. Ada yang mengatakan boleh minum tetapi tidak boleh mabuk. Pokoknya alcohol dilarang di masyarakat Islam.

Alkohol

Akan tetapi, di Indonesia ada juga orang yang menganut agama yang lain, ada juga toko yang menjual alcohol. Kalau dibanding dengan Jepang, toko yang menjual alcohol jarang ditemukan di sini. Kalau kita pergi ke supermarket, kita bisa membeli bir. Kita bisa menemukan botol alcohol seperti wiski dan vodka. Di Indonesia juga ada alcohol. Di Jepang jarang restoran yang tidak menyediakan minuman keras. Tetapi di Indonesia situasinya terbalik. Restoran yang sering dikunjungi oleh orang asing biasanya menyediakan minuman keras.

Jus

Saya berharap teman-teman mencoba jus daripada alcohol kalau ada kesempatan berkunjung ke Indonesia. Ada banyak jenis jus disediakan di sini, lain dengan di Jepang. Ada apa jus di Jepang? Pasti semua bilang jus orange, kan? Lalu jus apel, jus anggur, jus grapefruit. Mungkin ini saja kan? Tapi semua ini dijual dengan kotak kan?

Di Indonesia jus bervariasi dan segar. Misalnya jus melon. Di Jepang melon termasuk buah-buahan yang mahal, maka orang Jepang tidak mau membuat jus karena sayang. Di sini satu melon kira-kira Rp.2.000, katanya (saya belum yakin.). Melon segar dimasukkan alat yang membuat jus. Dengan es batu dan syrup, melon yang segar dihancurkan dan dicampur. Di restoran, karyawan memasukkan es batu ke gelas, lalu memenuhi gelas dengan jus sampai atas, jus hampir mau keluar. Kemudian tusuk sedotan, udah! Jus ini dijual di kantin Rp.1.500. Di restoran yang terletak di tengah kota Jakarta pun Rp.5.000 luh!

Jus tomat pun cara buatnya sama dan harga juga sama dengan jus melon. Perbedaan jus tomat di sini dan di Jepang, di sini jus dibuat dengan kulit tomat juga, tidak lepas seperti di Jepang. Terus, buah tomat pun agak lain dengan tomat Jepang, masih ada baunya daun. Di toko sayur, tidak semua tomat merah, ada yang masih hijau juga. Jus tomat di Jepang ditambahkan garam, tetapi di Indonesia seperti jus melon, ditambahkan syrup.

Selain itu, jus mangga dan jus markisa sering ditemukan. Hampir semua buah-buahan dijadikan jus. Di sini ada buah-buahan yang tidak terkenal di Jepang.

Jus Sayur-sayuran

Bukan hanya buah-buahan saja yang dijadikan jus. Iya, tomat juga tidak bisa dikatakan "buah-buahan". Iya, ada jus sayur juga. Di Jepang juga ada jus wortel, maka orang Jepang pun bisa membayangkan jus sayur-sayuran. Beberapa hari yang lalu, saya mencoba jus ketimun. Eh, jangan pakai syrup dong! Tidak dingin pun menambah rasa tidak enak. Jus wortel dan jus ketimun pun ditambahkan syrup seperti jus buah-buahan.

Manis

Orang Indonesia suka manis. Suka yang sangat manis. Bagi orang Jepang generasi sekarang, minuman Indonesia terlalu manis.

Ini pengalaman saya waktu datang ke Indonesia 6 tahun yang lalu. Antarkuliah, kami minum kopi. Karena kuliah kedua sudah mulai, kami menaruh mangkuk di lingkaran jendela. Kami mahasiswa Jepang menaruh mangkuk di sebelah mangkuk guru Indonesia. Setelah selesai kuliah kedua, wah buaaaaanyak semut datang ke mangkuk guru Indonesia. Jarak antara mangkuk guru Indonesia dan guru kami hanya kurang lebih 10 cm saja, tetapi di mangkuk kami tidak ada semut satu pun. Guru Indonesia memasukkan gula 5 sendok teh, iya semut tahu yang mana manis.

Di Jepang "Java Tea" dijual. Saya tidak percaya "Java" diambil dari pulau Jawa. Selama saya ada di Indonesia, saya tidak pernah minum teh tanpa gula. Kalau kita mau minum teh tanpa gula, kita harus memesan "teh tawar". Kalau tidak, teh biasanya sudah ditambahkan gula cukup banyak. Pertama kali saya minum teh di Indonesia, saya kira permen rasa teh dicampur dengan air panas.

Pada awalnya, saya selalu pesan teh tawar karena saya tidak mau minum teh yang manis sambil makan. Tetapi masakan Indonesia kebanyakan pedas. Teh manis dingin mempunyai manfaat. Sambil makan masakan yang pedas, teh manis dingin menjadi lidah tenang. Sekarang saya sering memesan teh manis dingin. Harga teh manis dingin Rp.1.000 sedangkan teh tawar dingin Rp.500. Harga setengah harga gula?

Kopi

Sebagai oleh-oleh, kopi Toraja terkenal. Tetapi di sini dalam kehidupan sehari-hari, orang sering minum teh daripada kopi. Kopi Indonesia, kopi bubuk dimasukkan ke dalam mangkuk, lalu menambah air panas, kocok, kemudian menunggu sampai bubuk tenggelam. Setelah bubuk tenggelam, kita baru bisa minum kopi. Kalau ada kesempatan, coba minum ya! Oh ya, jangan lupa tambah gula lebih dari biasa kali 3 ya! Ini khas Indonesia.

"Java Tea" yang dijual di Jepang, memang namanya diambil dari pulau Jawa. Asal daun teh yang dipakai dikirim dari pulau Jawa.

[ Read More.. ]

Senin, 30 Juli 2007

Gara gara suami??

Hal yang membuat aku sedih...

kemarin yang lalu, orang terdekat aku tampil tidak seperti biasanya, kerudung yang biasanya bertengger dikepala nya setiap dia keluar rumah tidak dipakai....

Spontan aku bertanya "kerudung nya dimana?? Koq ga dipake??"

Dia lalu menjawab "Ga boleh sama suami" deg....rasanya nusuk banget... kata-kata yang sering keluar di sinetron-sinetron muncul secara langsung didepan mata aku sendiri.... "Kata nya ga seksi aja klo pake krudung kata mas" hati ini perih banget dengernya...

Klo ngambil komentar bapak dengan enteng beliau menjawab "Salah sendiri milih suami yang kayak gtu"

Ternyata kejadian seperti ini ga terjadi hanya 1 orang saja, dulu menurut cerita ma2, tetangga, saudara2 rin, dan langsung dari rin sendiri....

ada guru yang mngajar TPA jadi gila karena suami nya selingkuh, karena istri nya tu ga seksi, sejak kejadian tu guru itu jadi lepas krudung nya, pake baju yang super duper seksi, dan katanya klo kumat malah telanjang!!

Klo dah kyk gini harus diapain???
[ Read More.. ]

Minggu, 29 Juli 2007

Pacaran adalah pilihan

Kayak ga akan ada habisny membahas tentang pacaran...

dari berbagai kalangan/kelompok... pacaran adalah sesuatu yang wajar, tapi banyak juga yang bilang bahwa pacaran sama sekali ga berguna, malah lebih tepatnya membuang2 waktu yang sedikit, membuang2 pikiran, dan masih banyak lagi...

Pacaran... sudah ada dari jaman ma2 aku masih muda... mungkin dari jaman ne2k aku masih muda pacaran sudah ada...hehehhehe

tapi yang menjadi perbedaan dulu dan sekarang, tentang pacaran lebih ketara...

dulu tuh...menurut cerita ma2 ku... yang namanya jalan berdua, pegangan tangan, mesra2 an, peluk2an, cium2an tidak diperlihatkan seperti sekarang! yang kayaknya hal seperti itu layak untuk ditunjukkan dan dipertontonkan...

bener kata orang, jaman sekarang tu sudah gila... udah ga punya aturan, yang salah dianggap bener, yang bener dianggap salah...

temen2 sma dulu termasuk yang menganut kegiatan seperti itu...dan aku pernah jadi bagian dari mereka, walau menurutku, aku masih dalam tahap gak kurang ajar...

dan aku juga masih inget betapa stress nya teman qu waktu mereka jomblo, sensitive bangeeeeeeet...

pernah salah satu teman aku yg ber inisial "F" bicara dengan temanku yang berinisial "R"

"Kamu gak laku ya makanya g pacaran"

dia bener marah sampe g mo ngomong lagi sama "F", aku langsung nyeletuk aja...

"ya iyalah belum laku...kan belum da yang ngelamar...rin jg belum laku..."

ya...pacaran tu ada dan diada gimana kita nya aja...

jangan masuk kedalam pergaulan yang menganut pacaran klo kita ga kuat akan godaan nya...

kita yang menentukan mo kemana diri kita dibawa....

kalau mnurut aku pribadi, pacaran adalah permainan perasaan, sapa yang megang peranan sebagai dalang nya dan sapa yang jadi boneka nya....keindahan yang sesaat yang merugikan pihak wanita...dan terkesan memamerkan suatu barang bagus atau status yang ga tertulis, keterikatan yang ga pasti... intinya aku ga setuju dengan pacaran
[ Read More.. ]

Rabu, 18 Juli 2007

AKU MUDAH SEKALI LUPA

pagi ini
kami makan bersama
merayakan hari kemenangan
menunya lengkap
ada lontongnya, ada nasinya
ada dagingnya, ada ayamnya
ada sayurnya, ada buahnya
ada susunya
ada tape ketan hitam lengkap dengan
ulinya

aku lupa
di seberang sana
jutaan orang sedang kelaparan
dikejar-kejar, dibunuh
ditinggal begitu saja
mereka tak bisa lagi menangis

petang ini
aku diundang lagi makan malam
menunya komplit
minumannya manis
semua kami tertawa gembira
bersalaman, saling memaafkan

aku lupa
di sebelah sana
beribu orang tak bisa menikmati
matahari
di kiri-kanan mereka adalah puing-puing
tubuh-tubuh penuh darah
dan mayat-mayat yang belum sempat
dikubur
mereka tak sempat untuk berfikir
tentang maaf

pagi tadi
seorang khatib berdiri di mimbar
meneriakkan dan bercerita tentang
kemenangan
lalu mendoakan
saudaranya di afghanistan
di bosnia, di chechniya
di kashmir, di palestina,
di somalia, di sudan, dan di tempat-
tempat lain
aku lupa namanya
semoga tabah menghadapi kekalahan
lalu jamaah berpelukan
salam, salam
lalu jamaah sarapan pagi
salam, salam
lalu jamaah foto sana foto sini
salam, salam

aku lupa
mereka juga lupa
tentang nasib orang-orang yang
didoakan sang khatib

aku memang mudah sekali lupa
akhir-akhir ini
apalagi tentang nasib orang lain
yang jauh di sana
di negeri seberang sana

pagi ini
di masjid kami
anak-anak bergembira-ria
semua dapat hadiah
semua dapat mainan indah

dan aku lupa, teman-temanku lupa
di sana
di negeri seberang sana
ada kanak-kanak menangis
karena ayahnya mati
ibunya mati
kakaknya mati
pamannya mati, kakeknya mati
sebagian temannya juga mati
dibunuh

aku lupa itu, teman-temanku lupa itu
mudah sekali kami lupa
sekarang ini

Rasulullah bersabda:
"Kaum mukminin itu seperti satu tubuh,
bila salah satu bagian merasa sakit,
maka seluruh tubuh ikut tak bisa
tidur ...." (Shahih Bukhari Vol 8. No.
40).
[ Read More.. ]

Senin, 16 Juli 2007

Mimpi

"Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaithan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal" (QS. Al Mujaadalah : 10)

Untuk itu apabila seseorang melihat mimpi yang buruk hendaknya ia meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari kejahatan-kejahatan syaithan dan keburukan-keburukan yang ia lihat di dalam mimpinya, dan mimpi buruk ini jangan disampaikan kepada orang lain karena bagaimana pun buruknya mimpi tersebut, hal tersebut tidak dapat membahayakannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
"Apabila (kalian) melihat selain dari itu (mimpi baik) berupa hal-hal yang dibenci, maka sesungguhnya itu datangnya dari syaithan maka berlindunglah (kepada Allah) dari kejahatannya (syaithan) dan janganlah ia menceritakannya kepada seorangpun, karena mimpi tersebut tidak membahayakannya" (Muttafaqun 'Alaihi)

Namun disayangkan yang terjadi sekarang, sebagian orang apabila ia melihat hal-hal yang buruk dalam mimpinya justru berusaha untuk mencari tahu ta'wil dari mimpi tersebut baik dengan mencarinya di dalam buku-buku atau dengan menanyakan langsung kepada orang lain tanpa menyadari bahwa dengan mengungkapkan mimpi buruknya kepada orang lain bisa jadi hal tersebut bisa menjadi suatu kenyataan, jika Allah menghendaki.

Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menurunkan penyakit kecuali ada obatnya, demikian pula dengan mimpi buruk. Dan diantara obat dari mimpi buruk tersebut adalah:

  • ke kiri sebanyak 3 kali dan berta'awwudz kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari kejahatan syaithan dan keburukan yang ia mimpikan sebanyak 3 kali kemudian merubah posisi tidur ke sisi yang lain. Apabila ia berbaring pada sisi kiri maka ia merubahnya ke sisi kanan begitupula sebaliknya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :

"Apabila salah seorang dari kalian melihat mimpi yang ia benci, maka hendaknya ia meludah ke kiri sebanyak 3 kali dan berlindunglah kepada Allah dari kejahatan syaithan sebanyak 3 kali dan rubahlah posisi tidurnya dari posisi sebelumnya ke posisi lainnya" (HR. Muslim)

  • Apabila hal-hal di atas telah dilakukan, namun mimpi buruk tersebut masih juga datang, maka hendaknya ia bangun, berwudhu kemudian shalat, dan jangan ia menceritakannya kepada orang lain dengan mengatakan : "Saya telah bermimpi begini dan begitu", akan tetapi hendaknya ia menyembunyikan mimpi buruk tersebut, seakan-akan ia tidak pernah memimpikannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :

"Dan apabila ia melihat (dalam mimpinya) sesuatu yang ia benci, maka janganlah ia menceritakannya kepada seorangpun dan hendaknya ia bangun kemudian shalat" (HR. Ahmad)

Mimpi bertemu Nabi

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah melarang untuk berbohong tentang mimpi dan telah menjulukinya sebagai pembohong besar. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya diantara kebohongan yang pling besar adalah (diantaranya) ...mengaku-ngaku pernah melihat (sesuatu dalam mimpinya) yang sebenarnya ia tidak melihatnya.."(HR. Bukhari)

Kalau saja kita dilarang untuk mempercayai mimpi orang yang mengaku bertemu dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam jika dia melarang atau memerintahkan yang tidak sesuai dengan syari'at, maka terlebih lagi jika hanya bermimpi bertemu syaikh fulan atau imam fulan yang mengajarkan ibadah-ibadah atau dzikir-dzikir bid'ah yang tidak ada dasarnya sama sekali baik dari Al Qur'an maupun As Sunnah tentu jauh lebih kita tidak percayai. Kita memohon kepada Allah untuk senantiasa memberikan kita mimpi-mimpi yang indah dan di jauhkan dari mimpi-mimpi yang buruk..... Amin
[ Read More.. ]

Allah tau

Allah Mengetahui Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yg gagal Allah tau betapa gigih engkau telah berusaha Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita Allah telah menghitung tangisanmu Saat kau rasa hidupmu tak menentu dan waktu terus meninggalkanmu Allah menunggu bersamamu Ketika kau kesepian dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelepon Allah ada di sisimu Saat kau telah mencoba segala sesuatu dan tak tau harus berbuat apa lagi Allah memiliki jalan keluarnya Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau bingung atau frustasi Allah memiliki jawabannya Saat tiba2 hidupmu lebih cerah dan kau temukan secercah harapan Allah telah berbisik kepadamu Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yg harus kau syukuri Allah telah memberkahimu
[ Read More.. ]

Rabu, 04 Juli 2007

Pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisyah

The Ancient Myth ExposedBy T.O. Shanavas , di Michigan.C 2001 Minaretfrom The Minaret Source: http://www.iiie.net/
Diterjemahkan oleh : cahyo_prihartono

Seorang teman kristen suatu kali bertanya ke saya, " Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?" Saya terdiam. Dia melanjutkan," Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?" Saya katakan padanya," Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini." Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya. Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, Orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah.
Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu.
Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah thd orang tua dan suami tua tersebut.
Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur dibawah 18 tahun , dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam oraganisasi-oraganisi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima.
Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya thd Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya. Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tsb sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisyanm ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.

BUKTI #1: PENGUJIAN THD SUMBER

Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya,Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Tehzibu'l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : " Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq " (Tehzi'bu'l-tehzi'b, Ibn Hajar Al- `asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: " Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq" (Tehzi'b u'l-tehzi'b, IbnHajar Al- `asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu'l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: "Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok" (Mizanu'l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu'l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).
KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindha ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam:
pra-610 M: Jahiliya (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama AbuBakr menerima Islam613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat615 M: Hijrah ke Abyssinia.616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah

BUKTI #2: MEMINANG

Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.
Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: "Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya " (Tarikhu'l-umam wa'l-mamlu'k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara'l-fikr, Beirut, 1979).
Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M). Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.
KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.

BUKTI # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah

Menurut Ibn Hajar, "Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun... Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah " (Al-isabah fi tamyizi'l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu'l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.

BUKTI #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma'

Menurut Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd: "Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la'ma'l-nubala', Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu'assasatu'l-risalah, Beirut, 1992).
Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933)
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: "Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H." (Taqribu'l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi'l-nisa', al-harfu'l-alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).
Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.
Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?
kesimpulan: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.

BUKTI #5: Perang BADAR dan UHUD

Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Babkarahiyati'l-isti`anah fi'l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: "ketika kita mencapai Shajarah". Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Bab Ghazwi'l-nisa' waqitalihinnama`a'lrijal): "Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikitpakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb]." Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud and Badr.
Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu'l-maghazi, Bab Ghazwati'l-khandaq wa hiya'l-ahza'b): "Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb."
Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perang, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud
KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.

BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)

Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: "Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)" ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, kitabu'l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa'l-sa`atu adha'wa amarr).
Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane's Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukansibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karean itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.
Kesimpulan: riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.

BUKTI #7: Terminologi bahasa Arab

Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: "Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)". Ketika Nabi bertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.
Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris "virgin". Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah "wanita" (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).
Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah "wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan." Oleh karean itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.

BUKTI #8. Text Qur'an

Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur'an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?
Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat , yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur'an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid doaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsb mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurnaakalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memeliharaharta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)
Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan "sampai usiamenikah" sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.
Disini, ayat Qur'an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.
Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untukbermain dengan mainannya daripada mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karean itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa AbuBakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.
Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan," berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?" Jawabannya adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?
AbuBakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur'an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu menentang hukum-hukum Quran.
Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.

BUKTI #9: Ijin dalam pernikahan

Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.
Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.
Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras ttg persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.
Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.
kesimpulan: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.

SUMMARY:

Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah SAW dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernha keberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.
Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usiamenikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karena adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.
Oleh karean itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur'an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.
[ Read More.. ]

Selasa, 03 Juli 2007

Teologi Cinta...

SEBAGAI lelaki normal, aku sangat mengaguminya. Selain berparas ayu, dia hampir memiliki segala kelebihan yang memang sangat patut dikagumi, terutama oleh para lelaki yang mendambakan kenikmatan cinta yang sejati.

Kalau bicara, tutur katanya halus, lembut, dan indah. Dia hampir tak pernah sekali pun merajuk sebagaimana umumnya gadis-gadis sebayanya. Dia juga tak pernah bermanja-manja kepada siapa saja. Dia pun tak pernah mengumbar emosinya sehingga uring-uringan, marah, memaki, mengumpat, menghina, mencela, dan sebagainya sama sekali tak pernah dia lakukan. Dan, dia juga selalu “on” untuk diajak berbicara tentang apa saja. Dia memang nyaris sempurna sebagai seorang manusia, sebagai seorang gadis, sebagai seorang anak, sebagai seorang sahabat, dan sebagainya. Masya Allah!!!

“Aku sangat mengagumimu dan mencintaimu. Lahir dan batin. Jasmani dan rohani. Hidup dan mati. Dalam suka maupun duka,” kataku berterus terang, dalam suatu kesempatan tatap muka dengannya.
“Cinta yang keberapa yang kamu berikan kepadaku?” tanyanya, sambil menyunggingkan sebuah senyum yang amat manis.
“Tentu saja, cinta yang pertama sekaligus terakhir. Cinta yang utama dan segala-galanya. Setitik pun tidak ada cinta yang tertinggal, semua kupersembahkan hanya kepadamu,” jawabku, dengan intonasi serta mimik sangat serius.

“Ah, jangan begitu! Aku justru tidak mau kalau cinta pertama itu kamu berikan kepadaku, apalagi hanya kepadaku. Juga, aku tidak mau kalau kamu menyerahkan segala-galanya kepadaku. Sekali lagi, aku tidak mau cinta seperti itu,” jawabnya, mantap.
“Maksudmu?”

“Kamu harus tetap realistis. Kamu harus tetap menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jangan menempatkan sesuatu bukan pada tempat yang sebenarnya. Kamu tidak boleh fasik!” tuturnya, lembut namun menyentuh relung hatiku yang terdalam.

“Artinya?”
“Ya, aku hanya manusia biasa yang tak lepas dari cela. Aku bukan manusia sempurna, bahkan, mungkin, sangat jauh dari sempurna. Kalau pun manusia sempurna, aku masih juga belum berhak dan pantas menerima cinta pertama dari siapa pun. Juga penyerahan atas segalanya dari siapa saja, aku tak berhak menerima, dan karena itu aku wajib menolaknya,” jelasnya.

“Lalu…lalu…lalu…?”
“Ya sudah, titik. Tidak boleh lalu, lalu.”
“Aku masih belum paham maksudmu.”
“Belum paham atau tak mau paham?”
Aku diam. Namun, hatiku bergejolak. Aku penasaran. Ingin rasanya segera mendapatkan jawaban yang melegakan dari dia.

“Kamu orang beragama kan?” tanyanya, menyengat hatiku.
“Ya, tentu!”, jawabku dengan nada agak tinggi, namun masih dalam kendali kesabaran.
“Kamu juga orang beriman kan?”
“Ya, pasti!”, jawabku dengan rasa dongkol di dalam hati, namun kedongkolan itu kubungkus rapat-rapat dengan daun-daun kesabaran dan ketabahan.
“Kalau begitu, Kamu pasti yakin dan percaya kepada Alloh kan?”
“Ya, otomatis,” jawabku dengan kedongkolan yang semakin sulit kututupi.
“Apakah Kamu mencintai Alloh?”

“Sangat cinta!”, jawabku sambil berupaya keras untuk memegang teguh kesabaran dan kedewasaan berpikir.
“Cinta yang keberapa yang Kamu berikan kepada Alloh?”
Aku terdiam. Berpikir dalam-dalam, berintrospeksi. Aku sadar bahwa cinta yang seharusnya kupersembahkan kepada Alloh adalah cinta yang pertama dan utama. Aku juga sadar bahwa yang seharusnya menerima dan berhak atas segala penyerahanku hanyalah kepada Alloh. Dan, kini aku pun benar-benar paham mengapa dia menolak cinta pertamaku dan segala penyerahanku.

“Sudah paham?” tanyanya, mengejar.
“Sudah,” jawabku, pendek, dan tanpa sedikit pun rasa dongkol.
“Apakah Kamu masih tetap ingin menyerahkan cinta pertama Kamu kepadaku?” kejarnya.
“Tidak! Cinta pertama hanya pantas diberikan kepada Alloh,” jawabku.
Dia tersenyum tipis, yang kemudian perlahan-lahan senyum itu mengembang hingga menjadi sebuah tawa yang indah, bukan tawa yang terbahak-bahak.
“Kalau begitu, cinta yang kupersembahkan kepadamu adalah cinta yang kedua, setelah cinta kepada Alloh,” lanjutku.

“Oh, jangan! Jangan! Jangan! Yang kedua pun aku belum berhak dan belum pantas menerimanya.”
Aku kembali diam. Terpekur. Introspeksi lagi. Bertanya-tanya kepada hati sanubari, siapa gerangan yang paling berhak menerima cinta keduaku.

“Kamu percaya kepada utusan-utusan Tuhan?” tanyanya, kemudian.
“Ya, saya percaya karena itu satu paket dengan percaya kepada Alloh,” jawabku.
“Kalau begitu, Sampean juga cinta kepada utusan Alloh yang paripurna?” lanjutnya.
Lagi-lagi, aku terdiam, tersadar, dan terpekur. Aku tahu bahwa pertanyaan selanjutnya yang harus kujawab adalah “Cinta keberapa yang Kamu berikan kepada utusan Alloh yang paripurna itu?”

“Kok, nggak njawab, apa Kamu tidak cinta kepada utusan Alloh yang terakhir itu?”
“Aku sangat mencintainya, dan karena itu, sekarang aku sadar bahwa cinta keduaku seharusnya untuk junjunganku itu,” jawabku.

“Kalau begitu, apakah Kamu akan memberikan cinta yang ketiga kepadaku?” kejarnya.
Aku diam. Aku mencoba berpikir dalam-dalam. Aku yakin dia pasti akan menolak lagi jika itu kuutarakan. Pasti! “Aku benar-benar bodoh. Aku ingin tahu, cinta keberapa yang seharusnya kau inginkan dariku…??!” tanyaku.
“Yang keenam!” jawabn gadis itu, pendek.

“Lho, yang ketiga, keempat, dan kelima untuk siapa?” tanyaku, heran.
“Yang ketiga untuk jihad di jalan Tuhan, yang keempat untuk Ibumu, dan yang
kelima untuk Bapakmu,” jawabnya.

“Berarti, cinta yang kupersembahkan kepadamu harus merupakan sisa-sisa dari kelima cinta itu?” tanyaku.
“Cinta itu bukan benda padat, bukan benda cair, dan bukan pula benda gas. Cinta itu tidak akan pernah habis meski diberikan kepada siapa saja dalam kadar yang sangat besar sekalipun. Cinta juga bukan bilangan matematika. Cinta juga tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka-angka dan persentase.”
Aku hanya mengangguk-angguk mendengarkan petuah cintanya. Aku semakin menyadari kebodohanku selama ini, terutama tentang cinta yang benar.

“Selama ini sangat banyak orang yang salah menempatkan cinta. Cinta kepada sesuatu diletakkan di atas cinta kepada ibu-bapaknya, di atas cinta kepada jihad di jalan Tuhan, di atas cinta kepada utusan Tuhan, dan bahkan di atas cinta kepada Tuhan sendiri. Karena itu, berjuta-juta pelanggaran cinta pun terjadi dan terus-menerus selalu terjadi di mana pun, kapan pun, dan dalam situasi-kondisi bagaimanapun. Orang tidak segan-segan durhaka kepada ibu-bapaknya, keluar dari jalan Tuhan, keluar dari ajaran rasul, dan bahkan berani menantang Tuhan hanya karena cintanya yang sangat tidak proporsional kepada harta, tahta, wanita, keluarga, saudara, kolega, penguasa, dan sebagainya,” tuturnya, jelas dan tandas.

Kini aku semakin paham dan jelas akan makna teologi cinta yang semestinya, senyatanya, dan sebenarnya. Aku pun sadar bahwa selama ini aku belum mengenal teologi cinta yang benar itu. Selama ini wawasan cintaku sangat sempit, dangkal, dan rendah. Seiring dengan kesadaran itu, sebuah pemikiran jernih yang bersemayam di dalam sanubariku yang suci seketika itu pun kontan melayang-layang mengitari alam bebas nan luas.

“Kesalahan menempatkan cinta itulah, sebenarnya, yang merupakan sumber segala malapetaka, musibah, dan bencana yang menimpa manusia. Kesalahan penempatan cinta oleh para pembuat atau penentu kebijakan pasti melahirkan kebijakan atau keputusan yang salah, yang pasti akan menimbulkan malapetaka, musibah, bencana, kehancuran, dan kebinasaan bagi siapa dan apa saja yang berada di dalam kawasan berlakunya kebijakan atau keputusan itu.”
“Kesalahan penempatan cinta oleh para pembuat dan pelaksana kebijakan di bidang politik akan melahirkan kerusakan di bidang politik; kesalahan penempatan cinta oleh para pembuat dan pelaksana kebijakan di bidang hukum akan melahirkan kerusakan di bidang hukum; serta kesalahan penempatan cinta oleh para pembuat dan pelaksana kebijakan di bidang ekonomi akan melahirkan kerusakan di bidang ekonomi. Demikian pula kesalahan penempatan cinta oleh para pembuat dan pelaksana kebijakan di bidang-bidang lainnya sosial, budaya, pertahanan-keamanan, lingkungan hidup, hak asasi manusia, dan sebagainya, pasti akan melahirkan kerusakan, kehancuran, dan kebinasaan bagi siapa dan apa saja yang berada dalam kawasan berlakunya kebijakan itu.”

Begitu pemikiran jernihku berhenti melayang-layang di alam bebas nan luas, aku pun merasa telah sampai di suatu titik kesadaran yang setinggi-tingginya. Tiba-tiba, dari dalam sanubariku tercetus ikrar kesetian kepada Tuhan, pencipta sekaligus pemilik kebenaran dan kebaikan hakiki dan sejati.
“Mulai saat ini, hamba-Mu yang lemah dan sering zalim ini akan selalu berupaya sekuat tenaga untuk menempatkan cinta kepada-Mu di tempat yang pertama, utama, dan tertinggi. Dan, hamba juga akan berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa menempatkan cinta kepada selain Engkau di tempat yang sebenarnya dan semestinya.”
[ Read More.. ]

Untuk sahabat

Assalamu’alaikum…Warahmatullahi…Wabarakatuh……

Sahabat………………
Meskipun kita lama tidak bertatap muka dengan langsung, namun hati kita, denyut nadi kita serta langkah kita telah terpautkan dalam satu nada yang sama yaitu…..Al-Islam…Oleh karena itu suka atau tidak suka….enak atau tidak enak..kita telah disatukan oleh Allah sebagai saudara….yang diantara kita akan saling memiliki,saling membutuhkan serta saling melindungi….oleh karena itu lewat do’alah kita akan dipertemukan…

Sahabat Yang Semoga Di Ridhoi Allah ……………….
Waktu yang kita miliki saat ini lebih sedikit dibandingkan dengan kewajiban yang kita emban…oleh karena itu manfaatkan waktu yang ada dengan menomor satukan ibadah…..karena Al-Khaliq menciptakan kita kedunia hanya untuk melakukan hal tersebut.(QS.51:55).

Sahabat……………..
sudahkah kita sampai pada kenikmatan beribadah seperti yang Rasul dan para shahabatnya rasakan? Sungguh hal itulah yang telah menjadikan umat di jaman Rasul sebagai ”Khairu Ummah”…dan sekarang bagaimana dengan kita? Terkadang bahkan setiap kita melakukan ibadah hanyalah sebatas memenuhi kewajiban saja, padahal Allah telah menyuruh kita melakukan hal tersebut dengan penuh kesungguhan..lantas apakah ibadah yang telah kita lakukan selama ini akan menjadi penolong kita? Wallahu’alambishawab, yang jelas kita belum bisa menghadirkan Allah dalam setiap ibadah dan munajat yang kita lakukan..Lantas apakah cukup bisa kita membeli kenikmatan syurga hanya dengan melakukan hal tersebut?…………..

Sahabat……………..
Mau kapan lagi kita memperbaiki diri kalau bukan dari sekarang, selagi kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk hidup di dunia lebih lama, dengan kondisi yang sehat dan waktu yang luang tapi Sahabat siapa sangka besok kita sakit atau bahkan meninggal karena hal tersebut bisa saja terjadi, tidak ada yang mustahil bagi Allah, lantas apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapinya?

Sahabat…...
Rasullah manusia mulia yang telah di ma’sum oleh Allah, Namun beliau masih terus melakukan ibadah…..Apalagi kita selaku manusia biasa yang sudah pasti tidak mulia, lantas apakah kita telah merasa cukup dengan ibadah yang telah kita lakukan sekarang?

Sahabat…………………….
Begitu banyak corak kehidupan yang telah kita rasakan sebelum kita sampai kepada kenikmatan hakiki yaitu syurga, bahkan begitu banyak keburukan yang ada pada diri kita, sehingga bahkan tak pantas rasanya bibir kita berucap “Ya…Rabbi….” Apalagi untuk menengadahkan tangan memohon pertolongan, ampunan atau sekedar meminta tambahan rizqi untuk memuaskan nafsu duniawi, Terlalu kotor rasanya kalau saja Allah tidak bermurah hati mengulurkan kasih sayang-Nya, sehingga kita masih diberi waktu untuk membersihkan diri,mungkin bibir kita masih komat-kamit berucap “Ya…Rabbi…” sementara keburakan maksiat semakin hari semakin banyak…nikmat apalagi yang akan kita dustakan,nikmat islam,iman dan nikmat dipertemukannya kita dalam saudara seakidah.

Sahabat …………………….
Bila Allah membukakan bagi kita pintu kenikmatan dan rizqi, maka bukakanlah bagi-Nya pintu ibadah, karena ibadah itu dapat melindungi kekalnya kenikmatan yang kita rasakan, sementara perbuatan maksiat akan melenyapkan kenikmatan.

Sahabat ……………………….
Islam itu tinggi dan tidak ada yang dapat melebihi ketinggiannya,…..namun bukan kita yang menyebabkan Islam menjadi tinggi,tetapi kitalah yang harus dapat mencapai ketinggian Islam tesebut dengan Iman,Hijrah dan jihad…jangan jadikan Islam sebagai layang-layang,dan kita sebagai pemainnya yang terus mengulur benangya sehingga semakin jauh jarak kita dengannya, Dan jangan pula kau jadikan Islam sebagai mimpi indah,karena Islam bukanlah angan-angan…

namun Sahabat……
jadikanlah Islam sebagai cermin, yang apabila kita melihatnya maka kita akan melihat diri kita sendiri karena Islam telah menjadi bagian dalam hidup kita dan kita adalah bagian dari padanya.

Sahabat……………………….
Karena Islam pulalah kita telah dipertemukan untuk saling melindungi,mencintai, menyayangi dan mengingatkan akan kebenaran dan keshabaran (Qs.Al-Asr:4), Nikmat apalagi yang akan kita dustakan setelah kita menikmati persaudaraan ini?

Sahabat.....
bukankah kita satu raga, yang jika sebagian sakit, maka bagian yang lain akan merasakan sakit pula? Bukankah kita ibarat satu tubuh, yang apabila satu tangan kita luka maka tangan yang lain akan membalutnya.

Sahabat……………………….
Jika suatu saat kita menemukan kejelekan saudara kita,maka tutupilah kejelekan tersebut dari penglihatan,penciuman dan pendengaran saudara yang lain,semua itu kita lakukan tidak lain karena kitapun memiliki kekurangan dan kejelekan, bukankah orang yang menutupi aib orang lain maka Allah akan menutup aib dan kejelekkannya di akhirat kelak? (QS.49:12) dan (QS.59:10)

Sahabat………………………
Kadang melihat kekurangan diri sendiri lebih sulit dari pada melihat kekurangan orang lain, ibarat kita mempunyai luka di punggung kita tidak bisa melihat luka tersebut apalagi mengobatinya, tapi kita masih punya saudara yang akan selalu membantu kita berusaha mengobati luka tersebut, dan berusaha menjaga agar luka tersebut tidak diketahui orang lain, karena usaha lebih penting dari pada hasilnya,…karena hasil adalah hak

Allah………………….
Sungguh betapa indah persaudaraan ini……………………

Sahabat………………………
Ujung lidah lebih tajam dari ujung tombak, karena luka akibat ujung lidah lebih sulit sembuh , oleh karena itu jagalah lidah kita karena antara muslim satu dan yang lainnya adalah haram hartanya….dan harga dirinya (HR.Muslim).

sungguh betapa mulia persaudaraan ini...


Sahabat………………………
Ombak dilautan begitu dahsyat,sanggupkah kita menghadapinya jika bahtera kita sendiri rapuh,dan berlubang apalagi lubang tersebut bukan karena hantaman ombak, tapi karena hantaman palu kita sendiri ketika kita membuatnya, sungguh berat rasanya. Oleh karena itu Sahabat…jadilah nakhoda yang baik jika engkau seorang nakhoda…jadilah kelasi yang baik jika engkau seorang kelasi….atau jadilah penumpang yang baik jika engkau seorang penumpang…..maka insyaa Allah bahtera kita akan selamat sampai tujuan..

Sahabat………………………
Afwan ….ana tidak bermaksud menggurui Sahabat,maksud ana hanya saling mengingatkan, semoga kita menjadi manusia pilihan Allah dan semoga kita dipertemukan di Jannah-Nya….Let’s Fastabiqul Khairat…..

.:: Salam Perjuangan dan Persaudaraan, dari saudaramu yang slalu mendo’akanmu ::.

Waridhwaanumminallahi Akbar
Wassalamu’alaikum…Warahmatullahi…Wabarokaatuh...
[ Read More.. ]

Senin, 02 Juli 2007

inginQ

Ingin sekali kurobek hati ini dengan sebilah belati ..
Agar bisa kumasukan kau&kudekap sepenuh hati ..
Agar kau takkan pernah berpaling ke lain hati ..
Sampai kiamat dan hari kebangkitan nanti ..

Yang kuingini
Agar kau tinggal di dalamnya selama hidup ini ..
Dan jika aku mati ..
Ku ingin kau tetap menemaniku dikegelapan abadi ..
[ Read More.. ]

why??

Why are you so sad?
Why is it so bad?
When someone leave you behind
Don’t you ever know?
Don’t you realize?
It’s just a part of life
When you fall in love
With someone sometime
You smile with a broken heart
When you fall in love with Allah
The bonds of love survive
No mountain too high
When there’s a will
No river too wide
Believe there’s a way
Come to Allah you will never fail
The truth so close its shall prevail
Allah we belongs to you
And everything we do
We do it all for you
Allah always by our side
Guiding us to the light
Everything shines bright
No matter day or night
[ Read More.. ]

Seorang ikhwan

Seorang remaja pria bertanya pada
ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang
ikhwan sejati...

Sang Ibu tersenyum dan menjawab...
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari
bahunya yang kekar, tetapi dari kasih
sayangnya pada orang disekitarnya....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari
suaranya yang lantang, tetapi dari
kelembutannya mengatakan kebenaran.....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari
jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi
dari sikap bersahabatnya pada generasi
muda bangsa ...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari
bagaimana dia di hormati ditempat
bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati
didalam rumah... Ikhwan sejati bukanlah
dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi
dari sikap bijaknya memahami
persoalan...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari
dadanya yang bidang, tetapi dari hati
yang ada dibalik itu...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari
banyaknya akhwat yang memuja, tetapi
komitmennya terhadap akhwat yang
dicintainya...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari
jumlah barbel yang dibebankan, tetapi
dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku
kehidupan...

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari
kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari
konsistennya dia menjalankan apa yang
ia
baca...

....setelah itu, ia kembali bertanya...

" Siapakah yang dapat memenuhi kriteria
seperti itu, Ibu ?"

Sang Ibu memberinya buku dan
berkata....
"Pelajari tentang dia..." ia pun
mengambil buku itu

"MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di
buku itu
[ Read More.. ]

Minggu, 01 Juli 2007

Doa...UntukMu

Sahabatku rahimakumullah...
Sebagaimana Ia (Allah) menghadirkanmu ke dunia ini dengan rasa cinta,
melalui perantara seorang ummi yang penuh kasih,
karena itulah...
rasa yang begitu kuat terpatri di Qalbumu adalah rasa cinta (ingin dicinta dan mencinta)...

Kita tumbuh laksana tunas pohon kecil yang mengeluarkan dedaunannya dan ketika kuncupnya menyembul...
Bersama itu pula timbul hasrat dihatimu untuk mencari pasangan hidup,
teman berbagi suka duka di alam ini..

Cinta merupakan karunia Ilahi..
hadirnya tanpa diundang...
tiba-tiba kita sadari ia kuat tertanam laksana akar pohon yang rindang

Sahabatku rahimakumullah
Kurasakan getar Qalbumu manakala kau bercerita penuh harap kepadanya.
Ia laksana kilau permata yang penuh cahaya dimatamu
Mencintainya ibarat kuncup bunga di Qalbumu
Yang siap untuk mekar dengan keharumannya yang memikat
Namun ternyata Jangankan mekar yang kau dapat
Kuncup itu layu sebelum berkembang Manakala kau sadari
Dia tak pernah mencintaimu!!
tak pernah menaruh hati padamu!!
tak pernah menginginkanmu!!!
Tak pernah !!!

Kekecewaanmu kau tumpahkan dalam sebuah syair lagu (walau hanya kau yang tahu...) Lirih perlahan mengalun
-------
"Kau bagaikan telaga yang jernih
Yang sejuk airnya serta menyegarkan
Ditumbuhi pepohonan rindang Disekelilingmu
Kau sadari akan seseorang
Yang mencintaimu Setulus hatinya
Dan kau beri satu pengertian
tentang sebuah cinta yang tak kesampaian

Kau hargai satu cinta kasih
Kau buktikan tanpa menghinanya
Walau seringkali kau acuhkan dia yang menyayangimu
Kau berarti baginya Kharisma didirimu
Dambaan hatinya"
-------

Aduhai gerangan sungguh beruntung yang mendapatkan cintamu
Dan ketika kau kutanya kenapa? Dengan ungkapan pilu engkaupun berkata:

"Entahlah Akupun tidak tahu. Namun yang terpenting Dari sekian banyak manusia, dari sekian banyak insan dunia Bagiku... Dialah yang terindah...terbaik..., dan paling mempesona...!" Pancarannya begitu tajam menghunjam!! Sungguh tak 'kan ada yang bisa menggantikannya Walau dicari di belahan bumi manapun, tetaplah dia orangnya!!!

Aduhai...gerangan...perih nian yang kau rasa... Kalau begitu baiklah... Kan kuajak dirimu terbang ke sebuah tempat yang bernama "Negeri kesunyian" Kenapa???
Karna engkau butuh kesendirian untuk mengobati luka hatimu...

Kita tlah sampai... Tak ada seorangpun yang akan mendengar perbincangan kita...
(Listen to me please!!! Dengarkanlah aku baik-baik sahabatku...!!!)

Sahabat... Tahukah engkau? Manakala engkau telah merasa mencintai seseorang...
Itu sama artinya engkau t'lah menghamba padanya?...

Sadarkah dirimu? Manakala engkau tahu ia tidak mencintaimu ... Itu artinya ia menunjuk pada kekuranganmu?...

Tidak terfikirkah olehmu? Jika yang kau harap saja tidak bisa mencintaimu... Apalagi Yang Menciptakannya???!!!...

Astafirughlaahul 'aziim...
Astafirughlaahul 'aziim...
Astafirughlaahul 'aziim...
(Ucapmu seraya menjerit tertahan... titik-titik embun menggenang di kelopak matamu...mengalir perlahan...membasahi pipi...)

Mengangislah...kalau itu yang membuat hatimu tenang...

Sahabat... Aku bersyukur kepada Allah kau sadari kini kekhilafanmu...
Bahwa ter-amat sulit untuk menggapai Cinta_Nya bisa engkau pelajari dari makhluk_Nya
yang bernama manusia...
Karena itu...Perbaikilah segala sesuatu yang ada padamu... Bangkitlah untuk menjadi yang terbaik...

Sahabat...
Sesungguhnya yang ada padamu sudah ter-amat sempurna...
Rupa wajahmu adalah yang terindah yang kau miliki...
Namun?sinarannya belum terlihat...
Masih pudar dan perlu dibersihkan...
Dimana letaknya tersimpan di dasar yang paling dalam...
Sulit terjangkau?Itulah Qalbu (hati) mu...
Jika sinarnya telah mendekati kesempurnaan...
Kilaunya akan memancar ke luar...
Itulah namanya kecantikan/ ketampanan hakiki...

Sesungguhnya...
Seseorang mencintaimu tidaklah melihat dari kecantikan (ketampanan) atau kekayaanmu... Tetapi ia melihat pancaran yang ada pada Qalbumu...
Kenapa? Karena kecantikan/ketampanan akan sirna bersama berlalunya waktu...
Kekayaan akan lesap bersama perputaran roda kehidupan...
Sedangkan pancaran Qalbu akan senantiasa abadi bersama ridha Ilahi kepadamu...

Namun satu hal yang harus kau ingat! Tak selamanya cinta itu berarti memiliki...
Ibarat Qalbumu...yang bebas bergerak tanpa bisa kau cegah...
Kenapa? Karena ia hidup sebagaimana arus air yang mengalir...
Engkau saja tak dapat memiliki hatimu, apalagi kepunyaan orang lain? Yang berhak memilikinya adalah Allah...

Wahai sahabat...
Bukankah sesuatu yang kau sulit mendapatkannya sulit pula kau lepaskan?
Demikianlah seseorang itu di hatimu...
Bukankah Kasih tak sampai benteng dirimu untuk senantiasa menjaga kesucianmu?
Terutama Qalbumu...(Yang senantiasa wajib kau jaga kesuciannya)...

Karena itulah...
"Kasih Tak Sampai" merupakan cermin bagimu...
untuk mengerti arti Cinta Sejati yang sesungguhnya...

Sesungguhnya Cinta dijadikan Allah indah di dalam Qalbumu...
Keindahannya akan kau temukan manakala kau dapatkan hatimu mencintai Allah...
Tak ada makhluk yang sempurna di muka bumi ini kecuali diri_Nya...

Karena itu... Laa tahzaan wa laa takhaaf (Janganlah sedih dan janganlah takut...)
Innallaaha ma'ana (Sesungguhnya Allah bersama kamu...)
Betapa dengan sayang_Nya Ia berkata:

"Thayyibaa tu litthayyibiina watthayyibuuna litthayyibaati"
Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An Nur 24:26)

Wallaziina aamanuu asyaddu hubban-lillah Orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah. (QS. Al Baqarah 2:165)

Yuhibbuhum wa yuribbuu nahuu Dia (Allah) mencintai mereka dan mereka mencintai_Nya. (QS. Al Maidah 5:54)
[ Read More.. ]

SuamiQu...

Duhai suamiku...
Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu....
Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku,
terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci,
limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan,
dan ketenangan pun berubah menjadi ketegangan....

Suamiku.....
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan.
Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu.
Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu.
Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu.
Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain....

Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan,
"Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19].

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan,
"Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka."

Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau,
Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)

Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya?
Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yang Maha Sempurna.
Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu.
Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.

Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku.
Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu.
Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku.
Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?"Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya."
Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.

Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan,sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu.
Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku.
Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab,
"Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.

Duhai Suamiku...
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak?
Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka?
Renungkanlah bahwa,
"Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim].
Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.

Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu.
Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini... Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku, jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu, hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Jika ia rindu, jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku, jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu, ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

Amin ya rabbal alamin.
[ Read More.. ]