Selamat Datang di BLOG RINZI,PERJALANAN MENGGAPAI RIDHO ILLAHI

Senin, 24 Desember 2007

STORY : Kamu itu bocah...

“Wah liat deh Wi, tuh cowok ganteng bangeeeet…!” kata Mela sambil menyenggol lengan Dewi.

“Yang mana?” kata Dewi merespon.

“Tu loh di sebrang yang pake seragam SMA!”

“Hm…ya” kata Dewi dengan malas-malasan, “Ga tertarik dengan SMA, walau ku akui ia memang dianugrahi wajah yang enak dipandang” Ucapnya dalam hati.

“Koq Cuma gitu aja sih jawabnya?? Uh… BT deh.” Terlihat wajah Mela cemberut tanda tak puas. “Siska lama banget ke wc nya! Panas neh!”

Dewi hanya tersenyum memandang gelagat Mela. Tak lama kemudian Siska muncul ke depan mereka, tersenyum terengah-engah, karena habis lari.

“Maaf ya lama… Tadi Toiletnya penuh boo…!” Jawab Siska, memonyongkan mulutnya saat mengucapkan boo.

“Uuuh… ya udahlah ga apa-apa, Sis liat deh cowok SMA yang di depan, ganteng banget kan?” Sambil mengarahkan Siska untuk melihat cowok yang Mela maksud.

“Yang mana?” Mengikuti arah yang ditunjukkan Mela. “Walah itu…! WOOII!!” Siska melambai-lambai kan tangan ke arah cowok tersebut.

Mela dan Dewi kaget melihat perbuatan Siska, “Wah berani juga tu anak” kata mereka didalam hati.

Cowok yang mendengar suara keras tadi langsung menoleh dan tersenyum, lalu berjalan hendak menghampiri mereka bertiga.

“Dia adikku.” Kata Siska memberikan informasi kepada Dewi, dan Mela. “Hayo dek! Ngapain disini? Koq ga langsung pulang? Nungguin siapa?.” Kata Siska kepada adiknya yang sudah berada di depan mereka sekarang.

“Duh kak, jangan panggil aku adek dunk kak, malu…” Kata adik Siska salah tingkah. Tanpa menjawab pertanyaan Siska yang panjang berderet.

“Hehehe, oh ya… Dewi, Mela, kenalin ini adekku namanya Rio.”

“Mela.” Kata Mela sambil menyambut tangan Rio yang mengajak bersalaman.

“Dewi.” Dewi tidak menyambut tangan Rio, ia memberi salam jarak jauh.

“Oh, maaf.” Rio menarik kembali tangannya.

“Udah ach kita pulang.” Kata Dewi yang sudah merasa kurang nyaman.

“HAI…. Sendiri aja nich?”

Suara tersebut mengagetkan Dewi. “Rio, aduh bikin kaget aja, pulang sekolah ya?”

“Yup, mo pulang ya? Bareng yuk?”

“Enggak, aku mau ke toko buku dulu. Ada sesuatu yang harus dibeli. Duluan ya?”

“Eh… Rio juga mo ke toko buku, bareng aja. Mau kan?”

“Ehm… Rio pulang dulu aja, ganti baju, trus ke Toko buku. Pasti lebih nyaman.”

“Kalau Rio ga mau, gimana?”

Mimik wajah Dewi langsung berubah mendengar perkataan Rio. “Terserah deh.”

Dewi berjalan meninggalkan Rio, dan Rio pun menyusulnya, berjalan di sebelahnya.

“Rio suka sama Dewi. Rio mau selalu sama Dewi”

DEG! Jantung Dewi serasa ditusuk mendengar perkataan Rio. Apa-apaan ini bocah. “Oh… iya aku juga suka sama Rio, Rio dah dianggap adik sendiri sama aku.” Dewi berkata tersebut dengan senyum yang dipaksakan.

“Rasa suka Rio bukan suka terhadap kakak, tapi suka seorang adam kepada sang hawa.”

Rasa kesal terlihat di Wajah Dewi. “Aku mau pulang.” Beranjak hendak pergi.

“Eit…!” Rio menghadang Dewi. “Apa Dewi enggak mau nerima Rio hanya karena kita beda 3 tahun? Rio bener-bener suka sama Dewi. Hanya Dewi yang ada di pikirannya Rio. Rio merasa Dewi lah soulmate Rio, dari awal kita ketemu, jalan bareng, sampai sekarang.”

‘jalan bareng apaan? Kamu kan ngekor dibelakang aku! Soulmate?? Tau apa anak kecil tentang soulmate’ kata dewi dalam hati. “Minggir deh!” Dewi berlari pergi meninggalkan Rio.

“Dewi, aku akan selalu suka sama kamu, kamu adalah belahan jiwaku, aku akan menunggumu sampai kapanpun, posisimu tak akan tergantikan di hatiku. Tertanda yang selalu menyayangimu dan setia padamu >RIO<”

“Idih…!” ekspresi jijik yang Dewi tunjukan saat membaca sms dari Rio. “Aku masih punya seabreg kegiatan lain yang lebih baik aku kerjain, daripada ngurusin bocah kayak gitu.”

2 tahun berlalu.

“HAI… sendiri aja nih?”

Suara itu mengagetkan Dewi, tapi sapaan tersebut tidak tertuju pada Dewi. Dewi menoleh ke arah sumber suara. “Rio??” Kata Dewi pelan.

Rio Bergandengan mesra dengan seorang perempuan dan berkata sesuatu kepada perempuan tersebut, tapi terdengar jelas oleh Dewi. “Rio suka sama Farah. Rio mau selalu sama Farah, kamu adalah belahan jiwaku, dan posisimu tak akan tergantikan oleh siapapun.” Dan kecupannya mendarat di kening perempuan tersebut.

Dewi hanya nyengir kuda, dan berkata dalam hati. “Yang namanya bocah, tetap saja bocah.”

By : Ri2n_Meow


| Free Bussines? |

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hmmmm....hahahahaha.....Lucu juga sihhhhhhh......Tapi Ri2n...lagi kasmaran Yaaaa......He3x......